Perjalanan Rak Buku Pasar Pustaka ke Menanga, Solor

Selama Made with Passion berkeliling menjalani program Pasar Pustaka, kami sering mendengar banyak cerita yang mengejutkan. Mulai dari banyaknya anak dan orangtua yang buta aksara, hingga masih rendahnya kesadaran mereka tentang pentingnya punya mimpi dan edukasi. Namun, selain itu, banyak juga harapan baru yang kami temukan. Salah satunya adalah ketika kami bertemu dengan banyak anak muda yang penuh passion dan peduli pada pendidikan. Dan kali ini Made with Passion ingin berbagi cerita dari teman-teman di Menanga, Solor Timur.
Sebelumnya, ada yang pernah mendengar Pulau Solor?
Pulau Solor, berada di kepulauan Nusa Tenggara Timur, yang jika kamu ingin pergi ke sana dari Pulau Jawa, kamu perlu menuju Kupang lebih dulu kemudian lanjut dengan kapal ke Larantuka. Setibanya di Larantuka, kamu masih perlu melanjutkan kembali dengan kapal kecil selama 2 jam ke Pulau Solor.
“Dari Jakarta ke Kupang naik pesawat kira-kira 3-4 jam. Dari Kupang ke Larantuka kurang lebih 8 jam kak. Itu saja tahun 2018 kemarin pas aku pulang. Kalau sekarang nggak tau, mungkin bisa lebih cepat dari Kupang ke Larantuka-nya,” cerita Eka Putri, salah satu teman kami dari Solor.
Lokasinya yang sangat jauh membuat kami merasa sedikit ragu ketika membaca proposal dari kelompok alumni Pondok Pesantren Kasultanan Madinnatunajah, Menanga, Solor Timur ini. Kami bertanya-tanya apakah mungkin kami bisa memberikan bantuan untuk mereka. Namun, karena kami melihat keseriusan mereka sejak awal tentang upaya membangun perpustakaan ini, Made with Passion pun akhirnya memutuskan untuk memberikan donasi buku beserta sebuah Rak Pasar Pustaka untuk mereka.
Setelah beberapa kali berkomunikasi secara virtual, baik itu lewat email ataupun chat juga telepon akhirnya kami mulai bergerak bersama. Dari Jakarta, Made with Passion mulai menyortir buku-buku donasi dan mengepaknya untuk dikirim ke Menanga, Solor. Sementara itu di Menanga, mereka bantu mengurus proses pembuatan rak buku Pasar Pustaka. Yap, rak bukunya memang dibuat di sana ya, karena nggak mungkin kalau kita kirim juga dari Jakarta ??
Tentunya proses ini tidak terjadi semudah perkiraan kami di awal. Butuh waktu hingga 3 bulan untuk menyelesaikan proyek ini. Alasannya? Mulai dari paket donasi buku yang tidak kunjung sampai, belanja material rak yang harus dari luar pulau, hingga jadwal tukang kayu yang perlu bergantian dengan kebutuhan warga di sana.
“Kami perlu belanja bahan materialnya dari Waiwerang di Pulau Adonara. Jadi nanti semua bahannya akan diangkut ke Solor dengan boat,” cerita Shalahuddin Ayub.
Namun, terlepas dari banyaknya tantangan yang dihadapi, pada akhirnya kami merasa cukup puas, bukan hanya dengan hasilnya tapi juga karena sudah berhasil melalui prosesnya yang cukup seru ini.
Yes, we did it!
Selama prosesnya teman-teman dari Solor cukup berperan aktif. Merekalah yang berkeliling mencari paket ketika kiriman donasi buku kami tidak kunjung sampai. Butuh waktu kurang lebih 2 minggu lho untuk bisa menemukan paket yang sempat nyasar ini. Selain itu, mereka juga yang pergi bolak-balik ke rumah tukang untuk mengecek pengerjaan raknya. Hingga pada akhirnya, ketika rak buku masih butuh disempurnakan, mereka jugalah yang kembali lagi ke pondok dan menyelesaikannya.
Proyek kerja sama ini memang bukan hal besar kalau hanya dilihat dari bentuknya yang hanya sebuah rak buku. Namun, melihat semua proses yang sudah dilewati, kami yakin proyek ini akan menjadi awal dari banyak hal besar di sana. Usaha dari teman-teman Solor untuk membuat perpustakaan bagi sekolah mereka adalah hal yang sangat inspiratif. Selain karena manfaatnya yang bisa dirasakan oleh banyak siswa di sana, mereka juga bisa jadi contoh karena telah mendukung almamater dan pendidikan di daerah mereka.
Sekedar info, beberapa dari mereka bahkan sudah tidak lagi tinggal di Solor, lho. Meskipun begitu, mereka tetap menyempatkan waktu untuk kembali ke Solor dan mengusahakan yang terbaik untuk proyek ini. Clap, clap!
Walaupun belum sempat berkunjung ke sana karena situasi pandemi, kami sangat senang bisa terlibat bersama teman-teman dari Solor dalam proyek ini. Semoga rak dan buku kiriman kami bisa bermanfaat untuk Pondok Pesantren Kasultanan Madinatunajah Menanga?
